Pekerjaan Stressing Balok Girder
Tahap – tahap proses pekerjaan stressing balok girder adalah sebagai
berikut:
1.
Install Strand
Instalasi
strand dipilih cara yang
paling efisien dan ekonomis. Untuk simple girder biasanya digunakan dengan cara manual karena girder tersebut relatif pendek.
Strand yang keluar dari angkur dan belum distressing atau sebagian telah distressing, untuk
waktu lebih dari 3 minggu, sebaiknya
ujung kawat untaian yang terbuka
tersebut diberi pembungkus untuk
melindungi korosi dan untuk pengaman dari kerusakan lain.
Gambar 1 Instal Strand
2.
Pemasangan
Wedge Plate
Wedge
Plate dipasang setelah instalasi strand selesai dan segera akan dilakukan stressing.
Wedge Plate dikirim ke site dengan material pencegah
karat, misalnya dilumuri sejenis
minyak/oli.
Persiapan
pemasangan wedge plate adalah :
- Buka
pelindung strand di bagian ujung.
- Periksa panjang stressing
- Stressing
lenght harus bersih dan serpihan beton
yang akan menghalangi
masuknya strand ke dalam wedge plate.
- Posisi strand tidak boleh saling bersilangan yang dapat mengakibatkan
strand terjepit waktu stressing.
Gambar 2 Pemasangan Wedge Plate
3.
Pemasangan Wedges/baji
Wedges dipasang sesaat sebelum dilakukan pekerjaan stressing.
Prosedur yang
dipakai untuk pemasangan wedges pada wedge plate:
a. Tekan wedge
plate sampai menyentuh casting
b. Tékan wedges
dengan tangan ke dalam lubang wedge plate
c. Kencangkan posisi wedge dengan memukul wedges biasanya menggunakan pipa besi.
Gambar 3 : Wadges Plate dan Wadges/Baji
Penting : setelah wedge plate dan wedges terpasang, periksa
semua wedges telah
terpasang dengan baik dan tidak ada
yang kendur.
4.
Proses stressing
balok girder
Struktur beton balok girder yang akan
distresssing harus mencapai minimum kuat tekan karakteristik yang disyaratkan oleh konsultan perencana yaitu Kelas A-1 (K-450).
Stressing dilakukan atas perintah penyedia jasa dan dengan persetujuan konsultan pengawas. Sebelum dilakukan stressing sub-penyedia jasa pekerjaaan prestressing harus mangajukan perhitungan elongasi dan jacking force untuk mendapat persetujuan konsultan pengawas sebagai acuan untuk pelaksanaan. Selama pelaksanaan stressing harus dihadari oleh direksi atau wakilnya.
Stressing harus
dilakukan oleh petugas yang berpengalaman dan mempunyai
pengetahuan yang baik terhadap
alat-alat yang digunakan. Kabel harus
ditarik pada ujung dan gaya jack yang ditentukan oleh gambar kerja atau instruksi direksi. Tidak boleh ada kabel yang di tarik sebagian, lalu ditinggalkan
kecuali atas petunjuk gambar kerja atau
direksi.
Tegangan pada kabel harus diukur dari perpanjangan
kawat untaian (elongasi) dan selama
proses penarikan dapat dikendalikan dengan pembacaan alat ukur tekanan. Alat
ukur tekanan menunjukkan gaya yang telah diberikan ke tendon sementara elongasi berfungsi scbagai counter check. Elongasi yang terjadi
harus berada dalam interval yang dlijinkan yaitu antara -7% sampai +7% (sesuai
ACT 318 psl 18.18 dan SK SNI T- 15.1991 psl. 3.1 1.1 8).
Apabila hasil stressing yang dilakukan tidak memenuhi
toleransi yang disyaratkan, hal-hal yang harus dilakukan adalah:
a. Jika basil elongasi secara grafis masih
lebih besar dan +7%, maka dilakukan lift-off
atau memeriksa gaya yang bekerja pada angkur kemudian dibandingkan dengan gaya
angkur hasil perhitungan. Jika masih belum memenuhi maka harus di release dan dilakukan penarikan ulang.
b. Jika hasil elongasi secara grafis lebih kecil dari -7%, maka dilakukan
penarikan tambahan sampai batas gaya
jacking force yang disyaratkan
Tahap – tahap
pekerjaan stressing metode DSI
a.
Pasang Jack force
dengan perlengkapanya;
b.
Nyalakan jack force, hal ini menandakan dimulai proses stressing;
c. Proses pengukuran perpanjangan strand
dimulai pada pressure 50 MPa,
d. Tiap kelipatan 50 MPa ukur perpanjangan strand;
e. Pada pressure 150 MPa di ceck beda panjang
strand gunanya untuk kontrol;
f.
Pressure strand
dengan jack force sampai 382,60 MPa. Pressure 382,60 MPa didapat dari data
dan perhitungan sub penyedia jasa sebelum melaksanakan pekerjaan stressing
balok girder;
g.
Setelah semua
selesai baru hitung elongasi dari
tiap lubang girder;
h. Lanjutkan urutan seperti diatas pada
lubang girder lainya.
Gambar 4 : Proses stressing balok girder
Sumber : Huda Miftahul dan Wardhana Wishnu (2011). Proyek Pembangunan Peningkatan Jembatan Lemah Gempal Semarang. Laporan Kerja Praktek. UNISSULA Semarang.